Friday, December 01, 2006

AIDS : Kutukan Tuhan?

Hari ini, 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Sejak merebak menjadi epidemi mulai 25 tahun yang lalu, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Aqquired Immune Deficiency Syndrome) telah menjadi ancaman yang serius. Dahulu orang Indonesia berpikir bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit orang barat yang tidak mungkin menjangkiti orang Indonesia. Dulu orang berpikir bahwa budaya dan agama akan menjadi benteng yang kuat bagi orang Indonesia untuk menghadang HIV dan AIDS

Tetapi, ternyata perjalanan sejarah menuturkan kisah yang berbeda. Pada tahun 1987 dilaporkan ada 5 kasus AIDS di Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1987 angka ini meningkat menjadi 44 kasus. Dan kini sampai akhir September 2006, telah terdapat sebanyak 6.987 orang menderita AIDS dan 1.651 orang di antaranya telah meninggal dunia, sedangkan yang terinfeksi HIV telah mencapai 4.617 orang. Trend peningkatan yang cepat ini tentu saja sangat mencemaskan. Faktor resiko yang terbesar ternyata bukanlah homoseksual, tetapi IDU (injecting drug user) alias penggunaan jarum suntik secara bergantian oleh para pecandu. Dari 655 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan pada Juli sd September 2006, 479 di antaranya akibat IDU.

Trend peningkatan pesat ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga diseluruh dunia. Dewasa ini terdapat 40 juta orang yang telah terinfeksi HIV, dan 2,3 juta di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Pada tahun 2006 ini saja terdapat dekitar 4,3 juta penderita baru terinfeksi HIV dan sebanyak 2,6 juta orang meninggal akibat HIV dan AIDS.

Gambar di kiri atas adalah pita kepedulian terhadap AIDS. Hari AIDS sedunia mengingatkan kita bahwa yang dibutuhkan adalah kehadiran orang-orang yang peduli. Kepedulian selalu lahir dari hati yang penuh belas kasih. Pada kenyataannya, beberapa waktu yang lampau orang melihat AIDS sebagai kutukan Tuhan, dan penderitanya sebagai orang-orang yang terkutuk. Tentu pandangan yang terlalu menyederhakan masalah seperti ini hanya akan melahirkan penghakiman dan penistaan. Apabila AIDS adalah kutukan Tuhan, mengapa ada 2,3 juta anak-anak yang belum tentu bersalah mengidapnya? Apakah Tuhan begitu membabibuta dengan kutukannya? Penyakit apapun juga termasuk AIDS adalah sebuah tanda tentang kerapuhan hidup semua manusia. Apabila kita menyadari kerapuhan ini, maka betapa pentingnya tangan yang terbuka dan saling menjabat, bukan jari telunjuk penghakiman. Ini masalah kita bersama, mari kita bergandengan tangan.

No comments: