Friday, November 10, 2006

Kesuksesan Mewajibkan Pertumbuhan

Apakah Anda mengenal nama Dr.John S. Pemberton? Saya yakin sedikit sekali dari Anda yang mengenal nama ini. Tetapi, saya sangat yakin kalau Anda pernah menikmati hasil karyanya. Dr. Pemberton adalah seorang ahli dalam meramu obat-obatan. Tahukah Anda ramuan apa yang paling terkenal hasil olahannya? Obat sakit kepala? Obat pengurang rasa sakit? Tidak!

Coca Cola! Ya, Coca Cola nama sebuah softdrink yang terjual paling banyak di dunia. Itulah ramuan yang dihasilkan oleh Dr. Pemberton pada bulan Mei 1886. Nama Coca Cola sendiri diberikan oleh rekan Dr. Pemberton yang bernama Frank Robinson. Coca Cola pertama kali dijual pada Jacob's Pharmacy di Atlanta. Saati itu, Coca Cola belum dijual dalam kemasan botol, tetapi melalui soda fountain (sebuah alat seupa dispenser). Coca Cola dalam kemasan botol baru dijual pertama kali pada 12 Maret 1984.

Dalam tahun pertama penjualannya, Coca Cola hanya laku rata-rata 9 gelas per hari. Nilai penjualan pertahunnya hanya sebesar US$50, sedangkan pengeluaran biaya penjualannya sendiri sebesar US$70. Jadi, pada tahun pertama itu, Dr. Pemberton mengalami kerugian sebesar US$20. Kemudian, paten ramuan itu dijual kepada Asa Chandler, yang perusahaannya terus menjadi produsen Coca Cola sampai dengan saat ini. Kini setiap hari di seluruh dunia dikonsumsi sebanyak satu milyar kemasan produk perusahaan Coca Cola.

Kesuksesan sejati tidak pernah terjadi secara instan. Kesuksesan itu sendiri mewajibkan adanya pertumbuhan terus menerus. Bertumbuh berarti tidak cepat puas diri, tapi bersedia berjuang untuk menjadi lebih baik lagi. Sebuah sikap yang juga nampak dalam diri Rasul Paulus, seorang rasul "terbesar". Rasul Paulus pernah berkata," ... aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku." (Fil 3:13)

No comments: