Monday, November 20, 2006

Mematahkan Belenggu Intimidasi (1Sam 17:1-11; 40-50)

Pendahuluan

Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan intimidasi sebagai  tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang lain berbuat sesuatu); gertakan atau ancaman. Orang-orang yang berada dalam keadaan terintimidasi merasa kehilangan kebebasannya untuk melakukan sesuatu.  Ada orang yang terintimidasi dengan lingkungan kerjanya yang tidak jujur, sehingga akhirnya ia berlaku tidak jujur juga.  Ada orang yang terintimidasi oleh rasa takut "tidak laku" sehingga menikah dengan sembarang orang.  Ada yang terintimidasi dengan rasa takut gagal, sehingga tidak pernah melakukan apapun.  Intimidasi menghalangi kita untuk meraih hidup yang terbaik.

 

Proposisi

Umat Tuhan mampu mematahkan belenggu imtimidasi, sehingga dapat menjalani kehidupan yang terbaik

 

Kalimat Tanya

Bagaimana cara umat Tuhan mematahkan belenggu intimidasi?

 

Kalimat Peralihan

Ada dua langkah untuk mematahkan belenggu imtimidasi.

 

1.  Umat Tuhan mematahkan belenggu intimidasi dengan berfokus pada Tuhan, dan bukan pada kekuatan intimidasi itu. (ay. 11)

 

Kehadiran Goliat menjadi sebuah intimidasi yang luar biasa bagi pasukan Israel.  Deskripsi keadaan fisik Goliat yang memang tidak biasa itu memang menakutkan.  Apalagi ketika Goliat tampil dan menantang mereka.  Selama 40 hari, orang Israel ketakutan, termasuk Saul, ketika mereka memandang Goliat dan mendengarkan teriakan tangtangannya.  Intimidasi selalu mengarahkan pandangan kita pada kekuatannya.  Kita seolah-olah dibuat menjadi tidak berdaya, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.  Jika intimidasi mengarahkan pandangan kita pada kekuatannya, maka untuk mematahkannya kita harus mengarahkan pandangan pada kekuatan Tuhan, dan bukan pada diri kita sendiri.

 

2.  Umat Tuhan mematahkan belenggu intimidasi dengan mengambil langkah iman, dan bukan hanya berdiam diri saja (ay.45)

 

Sebagai wujudnyata dari mengarahkan diri pada kekuatan Tuhan adalah mengambil langkah iman yang nyata. Daud mengambil langkah iman ini.  Dengan keyakinan bahwa Tuhan menyertainya, Ia maju menghadapi Goliat.  Langkah iman berarti keberanian menghadapi resiko bersama Tuhan.  Langkah iman berbeda dengan kenekadan.  Mereka yang nekad  hanya berbekal keberanian diri sendiri; langkah iman berbekal penyerahan diri pada kuasa Tuhan.  Langkah iman ini akhirnya berbuah kemenangan : Daud membinasakan Goliat.

 

Kesimpulan

Apapun yang sedang mengintimidasi hidup kita, pilihannya ada di tangan kita.  Kita bisa menyerah pada belenggu intimidasi itu, tetapi kita juga bisa mengalahkannya dengan mengarahkan pikiran kepada kekuasaan Allah dan mengambil langkah iman. 

No comments: