Ada banyak pemandangan menarik dari atas mimbar. Pengkhotbah yang berdiri di mimbar mempunyai posisi paling strategis untuk mengamati perilaku jemaat. Sepanjang beberapa tahun pelayanan sebagai pengkhotbah, saya menjumpai beberapa perilaku unik para pendengar khotbah. Para Pendengar khotbah dapat dibagi dalam beberapa tipe :
1. Pendengar Serius
Para pendengar serius ditandai dengan mata yang memelototi pengkhotbah, bergantian dengan memelototi buku catatannya. Dengan pena ditangan, mereka mencatat poin-poin khotbah. Para pendengar serius ini perlu diwaspadai karena mereka mengingat betul khotbah Anda, juga ilustrasi-ilustrasi Anda. Jangan coba-coba mengulang khotbah yang sama di hadapan mereka. Mereka akan menunjukkan bukti kemalasan persiapan Anda dengan segudang catatan khotbahnya, kalau Anda nekad mengulang khotbah yang sama. Kadangkala mereka juga membawa Alkitab yang ada penuntun studinya. Mereka akan langsung mengecek dan menentukan posisi teologis Anda dari khotbah yang mereka dengar. Seusai kebaktian, kadangkala mereka menyalami pengkhotbah dengan tersenyum sambil berkata," Oh ... jadi bapak penganut premillenium pretribulasi ya? Kalau Anda tidak paham dengan istilah barusan ini, berarti Anda bukan tipe pendengar sejenis ini. Posisi tempat duduk mereka di bagian tengah agak depan
2. Pendengar Ngantukan
Para pendengar ngantukan ini ditandai dengan kepala yang berulangkali tertunduk. Sekilas sepertinya mengaminkan khotbah, tetapi jelas ada bedanya. Ketika mereka berulangkali tertunduk tidak jarang ada sedikit air liur yang mengalir lewat sudut bibir mereka. Ih ... rada jijay juga deh. Jangan tanyakan kepada mereka apa yang sudah Anda khotbahkan, bisa jadi mereka juga tidak ingat kalau lagi di gereja. Tempat favorit pendengar tipe ini adalah bagian pojok belakang. Pendengar tipe ini perlu diwaspadai mengingat bahaya kepala terbentur kursi di depannya, karena terlalu bersemangat menganggukkan kepala. Tipe ini adalah jenis orang yang mengalami mukjizat damai sejahtera di gereja. Tidak jarang mereka mengaku sulit tidur di rumah, tetapi begitu mendengarkan khotbah langsung zzz ....zzz .....
3. Pendengar Cerdas
Para pendengar tipe ini pasti mempunyai intelegensia di atas rata-rata, bahkan terbilang sangat cerdas. Buktinya mereka sanggup mendengarkan khotbah sambil baca warta, sambil mainan hape, atau sambil ngobrol dengan sebelahnya. Kemampuan melakukan beberapa aktivitas sekaligus ini sambil mendengarkan khotbah ini menunjukkan tingkat kecerdasan mereka. Karena mereka adalah orang-orang cerdas, maka mereka kesulitan untuk menaruh respek kepada orang yang tidak secerdas diri mereka, seperti misalnya pada sang pengkhotbah. Karena itu, jangan bertanya kepada mereka apa yang baru saja dikhotbahkan. Tips untuk menghadapi tipe ini sangat sederhana saja : sebagai pengkhotbah sambil menatap tajam mereka, Anda berkata dengan lantang," Ketika Tuhan berbicara saat ini, Iblis sibuk bermain hape, baca warta dan ngobrol sendiri." Coba aja kalau Anda cukup punya urapan untuk melakukan ini, tanpa membuat pendengar Anda sakit hati.
4. Pendengar Humoris
Tipe ini ditandai dengan kemampuan tertawa dengan cepat dan keras. Kehadiran mereka dibutuhkan untuk menyegarkan suasana. Tapi masalahnya, kadangkala saking cepatnya mereka tertawa, mereka tidak tahu apa yang ditertawakan. Anda yang berkhotbah pun bingung apanya yang lucu. Seringkali mereka memasang wajah cemberut, khususnya ketika Anda mulai berkhotbah tentang doktrin dengan istilah yang sulit-sulit. Bagi pendengar tipe ini, khotbah Anda dinilai bagus apabila Anda bisa menyaingi Eko Patrio, Thukul Arwana, atau Jojon. Posisi tempat duduk mereka sangat ditentukan reputasi pengkhotbah. Maksudnya kalau ada pengkhotbah yang punya reputasi tambahan sebagai pelawak, maka mereka akan duduk di depan.
5. Pendengar Asongan
Tas atau kantung pendengar tipe ini dipenuhi dengan beberapa jenis permen yang siap diasongkan ke pendengar lain, selama khotbah berlangsung. Bunyi-bunyi yang ada di sekitar mereka adalah bunyi plastik bungkus permen dibuka, kaleng permen kecil jatuh. Mereka juga seringkali bermain mata untuk menawarkan permennya ke pendengar yang lain. Kalau orang-orang di sekeliling mereka terganggu dengan bunyi-bunyi ini, mereka akan berdehem-dehem memberi kesan kalau tenggorokan mereka sakit dan membutuhkan permen untuk menenangkannya. Kriteris apakah khotbah Anda bagus dan menarik, bisa Anda lihat dari respons mereka. Ketika mereka tidak lagi mengasongkan permen atau sibuk membuka bungkus plastik permen, tetapi memandang Anda dengan kekaguman seperti seorang anak dibawa ke toko permen yang besar, maka Anda khotbah Anda cukup menarik baginya. Tempat duduk mereka ditandai dengan berterbarannya bungkus permen yang ditinggalkan sembarangan setelah kebaktian.
Apakah Anda termasuk salah satu tipe di atas? Tidak? Adakah tipe-tipe unik lainnya? Pasti ada deh. Atau silakan Anda tambahkan sendiri di bagian comment di bawah tulisan ini. Lain kali disambung deh dengan perilaku aneh pengkhotbah di mimbar.
Monday, November 13, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
waH...periLaKu aneh pengkhotbahnya rasanya seRu ni...ditunggu postingannya...^^
Whuah sansoyo heibat rek ... konco satu ini. Klo WePe sing khotbah aku pasti nggak cerdas lagi sibuk nyatet sing penting2, nungguin kalimat selesai baru tersenyum :) Takut dijebak o/ pengkhotbah.
eniwei ditunggu perilaku aneh pengkhotbahnya yoo mas .... Bravo untuk We Pe.
Post a Comment